Menikah dengan Satu Wanita: Pilihan Bijak?

Penulis:

Menikah dengan satu wanita sering kali dianggap sebagai pilihan kurang berani. Namun, pandangan para ulama memberikan perspektif yang berbeda. Mayoritas ulama Hanbali, seperti Syekh Al-Buhuti, menganjurkan untuk menikahi satu istri saja demi menghindari ketidakadilan. Hal ini dijelaskan dalam kitab Al-Inshaf (8/16):
ﺟُﻤْﻬُﻮﺭُ اﻷَْﺻْﺤَﺎﺏِ اﺳْﺘَﺤَﺒُّﻮا ﺃَﻥْ ﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَاﺣِﺪَﺓٍ
"Mayoritas ulama Hanbali menganjurkan agar tidak menambah lebih dari 1 istri"

Demikian pula dengan ulama Syafi'i yang menyarankan hal serupa, kecuali ada kebutuhan mendesak, sebagaimana tertulis dalam kitab Mughni Al-Muhtaj (4/207) :
ويسن أن لا يزيد على امرأة واحدة من غير حاجة ظاهرة
"Disunnahkan untuk tidak menambah lebih dari 1 wanita tanpa hajat yang nyata"

Rasulullah SAW sendiri baru menikah lebih dari satu setelah wafatnya Sayyidah Khadijah. Allah SWT berfirman:
وَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تُقْسِطُوْا فِى الْيَتٰمٰى فَانْكِحُوْا مَا طَابَ لَكُمْ مِّنَ النِّسَاۤءِ مَثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَ ۚ فَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تَعْدِلُوْا فَوَاحِدَةً اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ ذٰلِكَ اَدْنٰٓى اَلَّا تَعُوْلُوْاۗ
"Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim." (QS. An-Nisa: 3)

Imam Fakhruddin Ar-Razi memaparkan bahwa ayat ini adalah salah satu dari hukum pernikahan yang Allah jelaskan, dengan konteks yang berbeda-beda menurut para ulama. Misalnya, menurut Sayyidah Aisyah RA, ayat ini merujuk pada kasus di mana wali yatim tertarik pada kecantikan dan harta yatim tersebut dan ingin menikahinya dengan mahar yang rendah, yang kemudian berpotensi memperlakukan yatim tersebut dengan buruk.

Oleh karena itu, mempromosikan poligami sebagai sunnah Nabi secara umum mungkin kurang tepat. Menikah dengan satu istri mencerminkan komitmen untuk keadilan dan keharmonisan keluarga. Langkah ini menunjukkan keberanian dalam berkomitmen dan membangun rumah tangga yang stabil.

Selain itu, menikah dengan satu istri juga membantu dalam menjaga fokus dan dedikasi pada pasangan dan keluarga. Komitmen ini memungkinkan pasangan untuk saling memahami lebih dalam, membangun komunikasi yang efektif, dan bekerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Pilihan ini tidak hanya mencerminkan keberanian tetapi juga kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan berumah tangga.

Dalam perspektif sosial, menikah dengan satu wanita juga dapat membantu mengurangi potensi konflik dan kecemburuan yang mungkin timbul dalam pernikahan poligami. Keluarga yang harmonis akan memberikan lingkungan yang lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, serta memberikan contoh positif bagi generasi berikutnya.

Secara finansial, menikah dengan satu istri dapat membantu keluarga untuk lebih fokus dalam mengelola sumber daya dan merencanakan masa depan. Pengelolaan keuangan yang baik adalah salah satu kunci penting dalam membangun rumah tangga yang stabil dan sejahtera. Dengan hanya satu istri, suami dapat lebih mudah memastikan kebutuhan keluarganya terpenuhi tanpa terbagi.

Dalam konteks agama, keadilan adalah prinsip yang sangat ditekankan. Menikah dengan satu istri memungkinkan seorang suami untuk lebih mudah menerapkan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari. Poligami membutuhkan keadilan yang luar biasa sulit dicapai, dan tanpa keadilan, tujuan pernikahan dalam Islam tidak akan tercapai dengan baik.

Menikah dengan satu istri juga memberikan ruang bagi pasangan untuk tumbuh dan berkembang bersama. Mereka dapat saling mendukung dalam mengejar impian dan tujuan hidup, serta menjadi mitra sejati dalam perjalanan hidup. Kebersamaan ini memperkuat ikatan emosional dan spiritual yang merupakan fondasi dari pernikahan yang kuat.

Dalam masyarakat modern, di mana kesetaraan gender dan hak-hak perempuan semakin diakui, menikah dengan satu istri juga menunjukkan penghargaan terhadap prinsip-prinsip ini. Menghargai dan menghormati pasangan sebagai mitra yang setara adalah langkah penting dalam membangun hubungan yang sehat dan bahagia.

Pernikahan adalah komitmen jangka panjang yang membutuhkan kerja sama, pengertian, dan dedikasi. Menikah dengan satu istri adalah pilihan yang dapat membantu pasangan untuk lebih fokus dalam membangun fondasi yang kuat bagi masa depan bersama. Dengan satu hati, satu pikiran, dan satu tujuan, pasangan dapat mencapai lebih banyak hal dalam kehidupan.

Akhirnya, keputusan untuk menikah dengan satu istri adalah keputusan yang harus didasarkan pada nilai-nilai pribadi, keyakinan, dan komitmen terhadap prinsip-prinsip keadilan dan keharmonisan. Dalam setiap pernikahan, yang terpenting adalah komitmen untuk saling mendukung dan mencintai, serta berusaha untuk menjadi pasangan yang terbaik bagi satu sama lain.
Bagikan:

ARTIKEL LAINNYA

SSL