Apa Kerjanya Perangkat Desa Kalau Semuanya Sudah Digital?

Penulis:

Pertanyaan seperti “Kalau semua sudah digital, apakah perangkat desa masih dibutuhkan?” sering muncul di tengah masyarakat. Sekilas, digitalisasi memang terlihat seperti proses otomatis yang bisa menggantikan banyak pekerjaan manual. Mulai dari surat-menyurat, pengelolaan data, layanan administrasi, hingga pencatatan bantuan sosial kini bisa dilakukan melalui sistem yang lebih cepat dan lebih rapi. Namun, apakah benar digitalisasi membuat perangkat desa tidak relevan lagi?

Justru sebaliknya semakin digital sebuah desa, semakin besar peran perangkat desa untuk memastikan sistem itu berjalan efektif, transparan, dan menyentuh masyarakat secara nyata. Digital bukan berarti mengganti manusia, tapi memperkuat peran manusia agar layanan desa menjadi lebih efisien, akurat, dan mudah diakses oleh semua warga.

Digitalisasi Desa Bukan Menghapus Peran Perangkat, Tapi Meningkatkannya

Digitalisasi desa hadir bukan untuk “mengurangi pekerjaan perangkat desa”, melainkan untuk memindahkan beban kerja dari yang bersifat manual ke sistem yang lebih cepat dan lebih aman. Dahulu, perangkat desa menghabiskan banyak waktu untuk:

  • Menulis surat secara manual

  • Mengarsipkan berkas di lemari yang penuh

  • Menginput data berulang-ulang

  • Melayani antrean panjang warga

  • Menjaga berkas agar tidak hilang

  • Menyalurkan bantuan dengan proses yang lama

Dengan adanya sistem digital, pekerjaan tersebut bisa dilakukan dalam hitungan menit. Namun peran manusia tetap dibutuhkan untuk memastikan data valid, layanan tepat, dan masyarakat memahami cara mengakses fasilitas digital.

Artinya: perangkat desa bukan kehilangan peran mereka justru menjadi semakin penting.

1. Perangkat Desa Menjadi Pengelola Sistem Digital

Sistem digital tidak akan berjalan sendiri. Perangkat desa tetap berperan sebagai:

  • Pengelola data

  • Operator layanan digital

  • Pengawas validitas dokumen

  • Penanggung jawab pembaruan data

  • Pengontrol keamanan informasi

  • Penyelesai kendala teknis

Tanpa perangkat desa yang aktif mengelola, sistem digital bisa salah input, tidak ter-update, bahkan salah sasaran. Mereka tetap menjadi tulang punggung kelancaran administrasi digital.

2. Perangkat Desa Tetap Dibutuhkan untuk Verifikasi Lapangan

Meski semuanya sudah digital, verifikasi di lapangan tetap harus dilakukan oleh manusia. Tidak ada sistem yang mampu menggantikan penilaian sosial perangkat desa. Perangkat desa tetap menjadi pihak yang memeriksa:

  • Kondisi rumah calon penerima bantuan

  • Keadaan ekonomi keluarga

  • Kelayakan masuk DTKS

  • Ketepatan distribusi bantuan

  • Keakuratan laporan dari warga

Digital memudahkan proses pencatatan, tetapi keputusan tetap membutuhkan evaluasi manusia yang memahami kondisi masyarakat.

3. Perangkat Desa Menjadi Pusat Edukasi Digital Warga

Tidak semua warga menguasai teknologi. Banyak yang masih kesulitan:

  • Menggunakan aplikasi layanan desa

  • Mengisi formulir digital

  • Mengunggah dokumen

  • Mengecek status bantuan melalui situs

  • Mengakses surat digital

Di sinilah perangkat desa menjadi pemandu digital. Mereka membantu warga memahami dan menggunakan layanan modern, memastikan tidak ada yang tertinggal. Digitalisasi justru membuka ruang baru bagi perangkat desa untuk meningkatkan kapasitas dan melayani lebih luas.

4. Perangkat Desa Tetap Menjadi Pengambil Keputusan Lokal

Teknologi tidak bisa memahami emosi, konteks sosial, dan dinamika masyarakat. Itulah mengapa perangkat desa tetap berperan penting dalam:

  • Menentukan prioritas pembangunan

  • Mengambil keputusan musyawarah desa

  • Menyelesaikan konflik sosial

  • Memberikan kebijakan berdasarkan kondisi nyata

  • Merespons keluhan masyarakat secara personal

Digital hanya alat. Pengambil keputusan tetaplah manusia.

5. Digitalisasi Membuka Lebih Banyak Tanggung Jawab Baru

Dengan berkurangnya pekerjaan manual, perangkat desa kini memiliki ruang untuk fokus pada:

  • Inovasi pelayanan publik

  • Optimalisasi penggunaan data (data driven village)

  • Pengawasan keamanan data

  • Penyusunan laporan transparan

  • Pengembangan aplikasi layanan desa

  • Peningkatan kualitas komunikasi publik

Peran perangkat desa menjadi lebih strategis dan berdampak besar untuk masa depan desa.

6. Perangkat Desa Masih Menjadi Wajah Pelayanan Publik

Tidak peduli seberapa canggih sistemnya, masyarakat tetap membutuhkan sentuhan manusia. Banyak warga yang ingin:

  • Bertanya secara langsung

  • Mendapat bimbingan pribadi

  • Menyampaikan keluhan secara manusiawi

  • Merasa didengarkan oleh pemerintah

  • Berbicara dengan orang yang mereka kenal

Inilah yang tidak bisa digantikan oleh teknologi. Perangkat desa adalah wajah pelayanan publik yang menghadirkan rasa aman dan kepedulian.

Harapan Besar untuk Desa Digital

Digitalisasi bukan sekadar langkah modernisasi, tetapi pondasi untuk menciptakan desa yang lebih kuat, lebih transparan, dan lebih cepat dalam memberikan layanan. Teknologi memperingan pekerjaan manual, sehingga perangkat desa dapat fokus pada hal-hal strategis yang membutuhkan kecerdasan sosial dan humanitas. Dengan pemanfaatan sistem digital yang baik, perangkat desa bisa memberikan pelayanan yang jauh lebih efektif dan akurat.

Inilah saatnya desa bergerak maju! Mari dukung perangkat desa untuk terus belajar, beradaptasi, dan memanfaatkan teknologi secara maksimal demi mewujudkan layanan publik yang cepat, transparan, dan bebas ribet. Anda pun dapat berperan mulai dari menggunakan layanan digital desa, memberikan masukan, hingga ikut menyebarkan informasi positif. Desa maju dimulai dari langkah kecil kita hari ini. Ayo bersama wujudkan desa digital yang lebih baik, lebih cerdas, dan lebih dekat dengan masyarakat!


Penulis: Tim Magang UMKOTA

Bagikan:

ARTIKEL LAINNYA

SSL