Membongkar Etika AI Gambar: Hak Cipta, Plagiarisme, dan Solusinya
Penulis: Admin

🎨 Ketika Gambar Bukan
Lagi Hasil Tangan, Tapi Karya Mesin
Teknologi AI image generator seperti
MidJourney, DALL·E, Leonardo AI, dan banyak lainnya kini memungkinkan siapa
saja membuat ilustrasi, lukisan, hingga desain profesional hanya dengan
mengetikkan teks sederhana. Tapi muncul pertanyaan besar: Siapa pemilik gambar
tersebut? Apakah hasilnya bebas digunakan? Bagaimana kalau AI-nya belajar dari
karya seniman lain?
Pertanyaan-pertanyaan ini membuat etika
dan legalitas AI gambar menjadi perbincangan hangat di dunia teknologi, seni,
dan hukum.
⚠️ Masalah Utama: Hak Cipta & Plagiarisme
Banyak AI generator dilatih menggunakan
jutaan gambar dari internet—termasuk karya seni berlisensi. Tanpa izin eksplisit, ini memunculkan kekhawatiran:
·
Apakah AI mencuri
karya seniman?
Beberapa seniman mengaku karya
mereka dipakai tanpa izin sebagai data pelatihan.
·
Apakah hasil gambar
AI bisa didaftarkan hak cipta?
Di banyak negara, karya tanpa
keterlibatan manusia langsung tidak dapat diberi hak cipta.
·
Bagaimana jika gambar
AI sangat mirip karya orang lain?
Ini dapat masuk ranah plagiarisme
visual, bahkan jika hasil akhirnya dihasilkan oleh sistem AI.
🔐 Regulasi dan Reaksi
Dunia
·
Uni Eropa melalui AI
Act sudah membahas aturan transparansi sumber data AI.
·
Amerika Serikat
sedang mengkaji ulang hukum hak cipta agar sesuai dengan era AI.
·
OpenAI dan perusahaan
sejenis mulai menyertakan fitur watermark atau metadata untuk pelacakan asal
gambar.
✅ Solusi dan
Etika yang Bisa Diambil
· Selalu cantumkan
sumber prompt & tools AI saat menggunakan gambar AI.
· Gunakan AI tools
yang jelas menyatakan sumber datanya (misalnya hanya dari open license).
· Untuk seniman
digital: gunakan watermark dan platform yang melindungi karyamu dari scraping
data AI.
·
Jika menggunakan AI
untuk tujuan komersial, pastikan lisensinya mengizinkan.
Teknologi AI
memang memberi kemudahan, tapi penggunaannya perlu bijak dan bertanggung jawab.
Kita bukan hanya memakai AI untuk berkarya, tetapi juga memelihara ekosistem
kreatif yang adil dan etis.
Penulis: Nindy Sri Eriyani
Editor: Andi Fitri Novianti
Tag